Hati pecah seribu membentuk muka-muka pada lapisan langit yang biru. Lukisan jiwa yang terbentuk menjadi manifestasi seindah pelangi. Ah, segala yang terpamer cukup bingit memekakkan. Serakan awan membiaskan cahaya, menukilkan senyum dalam jiwa paling indah. Bingkas aku bangun sambil lidah menongkat langit tujuh. Nafas kutahan dengan derai-derai zikir dengan tidak kunjung putus. Dalam meladeni muthmainnah, zikir-zikir keras merawan menawan!
Aduh! Yang bisa mempesonakan segala
Aku pamitmu agar mendekat!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment